Kamis, 24 Januari 2013

SEBAGIAN YANG MENYEBABKAN DEGRADASI KUALITAS BANGSA

Pengaruh media terutama Televisi terhadap kualitas bangsa sangat besar.Tayangan-tayangan yang kejar tayang kebanyakan sudah mengabaikan unsur kualitas.Bahkan sebagian penulis sinetron kemungkinan besar tidak tau akhir dari cerita yang ditulisnya.Ini karena dia menulis cerita berdasarkan pesanan.Kalu masih ada iklan ya masih ada lanjutannya.........Kalu sponsor hilang ya berarti cerita sudah tamat...............
Contoh : Sinetron yang dulu banget terkenal.........Tersanjung....entah sampai sesion berapa........ Cinta Fitri.....Mak Lampir.........Tutur Tinular............ dan entah apa lagi....Yang jelas semuanya memperlihatkan KOMERSIALNYA... bukan estetika... atau seninya.Lebih parah lagi dalam cerita itu banyak dialog yang hanya COPAS alias kopi paste sehingga terasa membosankan terutama ketika iklan sedang banyak......
Sebagai penonton sangat merasa dipermainkan.... oleh penulis cerita dan mungkin sutradara...bagaimana tidak........ketika rating sedang naik, cerita akan diperpanjang..dengan menempatkan tokoh jahat...dipuncak kemenangan dalam durasi yang lebih banyak dari pada tokoh baik.Ini seakan-akan mengajari falsafah...biar jahat yang penting jaya, perkara akherat ya nanti dulu bahkan.........entah....Sedangkan tokoh baik selalu dibuat sengsara.....dalam durasi yang banyak.....akibatnya, penonton berpendapat menjadi orang baik hanya akan sengsara..... gitu paling tidak yang diperoleh pada saat menonton sinetron............ dan itu pula yang menyebabkan sinetron Indonesia tidak pernah Happy Ending alias Khusnul Khotimah.....atau berakhir dengan baik.Umumnya berhenti tayang karena tidak laku, bukan karena ceritanya TAMAT.......
Budaya dala, sinetron ini sebagian telah ditransfer kedalam kehidupan nyata,terutama kejahatan yang dicontohkan dalam sinetron telah menjadi modus baru dalam penyimpangan di masyarakat.....
Inilah yang saya sebut degradasi kualitas......
Sinetron telah dijadikan majlis taklim,untuk mencari ilmu....sedangkan majlis taklim yang sebenarnya tinggal kelompok para manula yang sebenarnya sudah tak membutuhkan lagi....
Tolong kepada Tuan-tuan penulis dan Tuan sutradara jangan hanya komersil saja,tetapi pembelajaran kebaikan harap juga dijadikan pertimbangan.Lebih-lebih perasaan penonton....penonton yang masih normal selalu mengaharap tokoh baik itu mendapatkan happy ending......sehingga sebaiknya cerita dibuat TAMAT dalam episode tertentu....bukan berdasarkan rating semata........
Gitu...deh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar