Selasa, 15 Januari 2013

Kurikulum 2013..??

Sebagai seorang guru sekaligus wali murid, mendengar kurikulum akan diubah dengan kurikulum 2013, saya merasa bersyukur.Terutama untuk Kurikulum Sekolah Dasar.Kurikulum SD yang ada disusun oleh para perancang robot sehingga program yang dimasukkan banyak sekali.Bayangkan SD Kelas I sudah dijejali dengan bermacam-macam mata pelajaran yang semua berisi teks.Artinya setiap hari siswa harus membawa BUKU TEKS lebih dari 2 eksemplar.Karena banyaknya muatan tersebut umumnya guru kelas I secara ketugasan merasa wajib untuk mengajarkan semuanya.Sampai lupa pada TUGAS UTAMANYA MENDIDIK.Mereka seakan-akan hanya menerima siswa lulusan TK yang sudah bisa membaca menulis dan berhitung.Sehingga meringankan tugasnya.Ditambah kebiasaan guru yang katanya dengan metode CBSA lalu menugasi siswa untuk menulis tetapi lupa mengajarkan CARA MENULIS.Akibatnya pada umumnya siswa tulisannya jelek,cara menulisnya salah sehingga melelahkan siswa dan akhirnya ada juga yang mogok menulis.
Kurikulum SD terutama kelas 1-3,hendaknya mendahulukan kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penanaman budaya karakter dan budi pekerti luhur.Dengan beban belajar yang sedikit dalam artian TEKSBOOKnya, diharapkan siswa diajak untuk banyak improvisasi dengan pengalaman budaya, tata pergaulan dan lain-lain pembiasaan menuju karakter positif.Sekarang ini karena beban TEKS yang banyak tersebut,banyak guru menganggap remeh pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan ( SBK ),sehingga jam yang terjadwal kadang-kadang diisi mapel lainnya.
Kok jadi serius banget ya....!!
Ya begitulah ...!!
Penjejalan materi pelajaran di SD telah membuat banyak siswa mengalami stres dan mencari hiburan untuk melepaskan stress.Akibatnya siswa mudah tersulut emosinya dan ini akan terbawa sampai dewasa nanti.Mungkin kejadian ini tidaklah semuanya tetapi sebagian besar terutama di daerah pinggiran atau pedesaan yang mana siswa selain sekolah juga harus membantu orang tua bekerja di sawah atau ladang.Namun dengan alasan lelah sepulang sekolah akhirnya kebiasaan itu menjadi sedikit demi sedikit hilang.Ketika orang tua bekerja disawah anak-anaknya pada ngeluyur dan taunya keperluanya dicukupi orang tua. Orang lalu bilang salah gaul itu dan sebagainya.
Pergantian Kurikulum ini hendaknya tidak hanya seperti yang sudah-sudah, seperti ular ganti kulit.Yang tambah cuma biayanya tetapi isinya tetap bahkan lebih memberatkan lagi.Banyak materi-materi pelajaran saat ini yang dulunya diajarkan di tingkat SMP bahkan SMA sekarang diajarkan di SD, akibatnya orang tuanya yang lulusan SMA sudah tidak mampu lagi mendampingi putra-putrinya belajar.Masalahnya sebenarnya bukan itu.Benarkah materi-materi itu telah diuji kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan psikologi anak.Karena soal yang harusnya diselesaikan oleh orang yang berumur 13 th ke atas harus diselesaikan oleh anak yang umurnya kurang dari 12 th.Mungkin 40% bisa.Tetapi yang 60%...? akan mengalami kendala yang cukup hebat terutama ketika menghadapi pertempuran yang bernama UAS BN.Kekurang PD-an guru kadang lalu mengorbankan profesionalitasnya dengan menyuruh siswa yang lambat untuk mencontek pekerjaan siswa yang pandai.Alhasil ....ini sungguh-sungguh terjadi...!! siswa yang meniru itu nilainya lebih bagus dari pada yang ditiru.
Yah... kita hanya berharap bahwa pada kurikulum baru nanti materi yang dimasukkan benar-benar dipertimbangkan apakah benar-benar sudah sesuai dengan tingkat kempauan psikologi anak, agar sekolah tidak menjadi rutinitas yang memberatkan anak tetapi menjadi rekreasi yang memotivasi anak unutuk maju dan berkembang.
Setidaknya itu harapan ku sebagai wali murid.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar