Minggu, 20 Januari 2013

RSBI DIBATALKAN syukur apa sayang ?

Denger-denger katanya MK membatalkan Program Depdikbud tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).Ada yang menyayangkan tetapi banyak yang bersyukur.Bagaimana tidak..?.Pada awalnya sekolah jenis itu diproyeksikan agar sekolah-sekolah di Indonesia kualitasnya sejajar dengan sekolah sejenis di luar negeri seperti di negerinya Paman SAM atau di negerinya Mas Guru e..Kang Guru, sehingga Pemerintah pun "memanjakan" dengan memberikan dana lebih dibanding sekolah lain, pun masih diperbolehkan menarik "Uang" dari masyarakat (Wali Murid).Program pun dirancang dengan "baik" untuk mencapai standar tertentu.Hasilnya....? Belum berhasil.Masih banyak siswa di Sekolah SMP RSBI yang UN saja "jeblok",meski dengan dana yang memadai,bahkan konon Guru-gurunya pun mendapat perlakuan istimewa dengan fasilitas dan penghasilan tambahan yang tidak diperoleh sekolah lain.Dari sinilah masalah dimulai.Dengan tawaran program yang begitu banyak dengan biaya yang begitu besar, hasilnya tidak memuaskan, masih ditambah menjadi sekolah eksklusif.Yang bisa sekolah cuma orang yang "pinter" dan kaya.Yang "pinter" tapi tidak kaya dilarang sekolah di situ.Setidak-tidaknya itu kata temen saya yang punya dua anak dan anak pertamanya di situ.Katanya dia kapok,anaknya yang kedua lebih pinter dari yang pertama lalu dimasukkan di sekolah SMP reguler biasa.
Yang katanya dia gak bisa lupa adalah ketika dia diundang sebagai wali murid dan hadir disekolah tersebut dalam kapasitasnya sebagai undangan, dia ditarik uang parkir.Meski hanya Rp. 1000, tetapi "tidak dihormatinya sebagai layaknya undangan " itu yang dia rasakan.Mungkin karena cuma naik motor aja butut lalu dianggap bukan undangan.Yang lebih mengejutkan dia adalah ketika dia menemui Kaseknya ,yang menanggapi sambil mengerjakan sesuatu, wah bener-bener.......Dan giliran menanyakan masalah pembayaran, sebenarnya teman saya cuma mau minta kalu bisa diangsur 2 atau 3 kali, jawaban sang kasek sungguh mengejutkan..."Silahkan Bapak membawa Surat Keterangan dari Kelurahan"............
Satu lagi yang menurut temenku itu keterlaluan, yaitu beberapa guru ini mengadakan Les di sore hari untuk materi yang paginya belum dikuasai.Untuk ini setiap anak dipungut Rp. 10 rb, tiap pertemuan.Padahal tiap minggu ada dua atau tiga mapel yang les....Waah ... kalu itu ya kelewatan....kataku pada temanku.Selaku guru semestinya tidak "membisniskan ilmunya" kepada siswanya.Bukankah mereka digaji untuk "membimbing" anak bangsa supaya pinter..?
Sebagai seorang guru aku jadi gak enak juga mendengar cerita temenku..., duh... gimana nih my corp...
Kebetulan anak kedua temenku itu seangkatan dengan anakku, dan akhirnya anakku juga saya suruh masuk ke SMP reguler saja....Lumayan ngirit.Bahkan setengah "gratis", wong cuma ditarik sumbangan pembangunan dan seragam saja itupun bagi yang tidak mampu hanya membayar setengahnya.
Itu sekelumit kisah tentang RSBI di daerahku.....entah.. daerah lain..............
Tetapi nampaknya unsur ketidakadilan itulah yang melatarbelakangi dibatalkannya RSBI.Sebab pendidikan itu kan hak seluruh warga negara,bukan hanya yang kaya atau bermobil yang boleh sekolah di sekolah yang unggulan.
Semoga temen-temen guru yang "RSBI" berlapang dada dan tetap bekerja lebih baik lagi.......
Kalu ihlas .....pahalanya besar lho.......dapat pensiunan pahala...dari "'ILMIN YUNTANFA'U BIH"
(msj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar